Selasa, 29 Agustus 2017

JADILAH PEWARTA KESELAMATAN BAGI SEMUA ORANG

(Yesaya 61:1-11)

oleh 
Pnt. Jibrael Po, S.Pt
(Majelis Jemaat GMIT Ebenhaezer Bajawa)


Kabar selamat kepada Sion disampaikan Nabi Yesaya ketika kembali dari tempat pembuangan di Babilonia  selama +70 tahun. Yesaya kembali bersama kelompok orang Israel  ke Yesuralem  dan menemui orang-orang Israel yang  masih tinggal di Yerusalem. 
Mengalami masa pembuangan selama +70 tahun di Babilonia adalah  waktu yang panjang. KIta dapat membayangkan bila bangsa ini harus mengalam penindasan dan penjajahan bukan saja secara fisik tapi juga secara psikis selama berpulu-puluh tahun.. Mereka hidup dalam perhambaan.
Namun di saat yang tepat Allah mengutus hamba-Nya, Yesaya sebagai nabi untuk memberitakan kabar keselamatan yang berasal dari Tuhan.
Yesaya diutus untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan dan kepada orang-orang yang terkurung, kelepasan dari penjara untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan, untuk menghibur semua orang terkabung (band: Lukas 4-18-19).

Misi Yesaya sangat beralasan dan menyentuh hati Bangsa Israel yang selama berpuluh-puluh hidup dalam tawanan dan kemelaratan lahir maupun barhin. Misi Yesaya adalah misi pemulihan, misi restorasi iman bagi bangsa Israel. Betapa tidak? Hakekat dari kabar selamat yang disampaikan  Yesaya merupakan  harapan besar bagi Bangsa Israel yang sementara mengalami tekanan hidup.
Di sini, Yesaya tidak sedang sendirian!!  Yesaya  sedang mengemban misi amanat  Allah. Allah turut bekerja dalam upaya pemulihan bagi Bangsa Israe yang sedang mengalami kegalauan hidup.

Pengalaman mengemban misi Allah yang telah dilakukan Yesaya pada masa itu, mengajarkan kepada kita bahwa sesungguhnya setiap orang dapat saja dipakai Allah untuk mengemban misi, amanat-Nya demi keselamatan banyak orang.  

Sebagai orang Kristen masa kini, masing-masing kita memiliki mandat yang sama dari Allah untuk kita jalankan di tengah-tengah kehidupan ini. 
Keluarga adalah tempat di mana kita memulai misi Allah, amanat agung Allah. sebagai suami. sebagai isteri maupun sebagai anak-anak dalam sebuah rumah keluarga. dalam sebuah rumah tangga, kabar selamat mulai disampaikan, kabar selamat dinyatakan. Kabar selamat harus dimulai dari dalam keluarga kita. Tugas suami sekaligus ayah, tugas isteri sekaligus ibu memiliki tanggung jawab yang sama di hadapan Allah: menyampaikan kabar selamat. 
Begitu pun seterusnya. Kabar selamat harus diwartakan ke luar rumah kita, di mana pun kita berada. kabar selamat harus menjadi kewajiban kita untuk mewartakannya. 

Kabar selamat tidak selamanya harus diberitakan oleh pendeta, penatua, diaken maupun pengajar. Tetapi, kabar selamat  adalah sebuah kewajiban bagi semua orang tanpa memandang jabatan pelayanan maupun jabatan organisasi apa pun. Kabar selamat harus diwartakan oleh setiap orang kepada semua orang di manapun kita berada. 
Kabar selamat tidak harus diumumkan, dikoar keliling menggunakan  pengeras suara, di jalan-jalan, di kota-kota  atau di dusun-dusun. Tetapi kabar selamat harus menggema di setiap langka hidup kita, kapan pun kita berada, di manapun, baik siang maupun malam. Mewartakan kabar baik tidak diukur dari   lantangnya suara kita tetapi diukur dari hal-hal kecil yang kita lakukan setiap hari. 
Mewartakan kabar selamat kepada orang lain tercermin dari setiap langkah kecil kita, tutur kata kita, tingkah laku kita, sikap dan perbuatan baik kita yang ditunjukkan  semenjak bangun tidur di pagi hari  sampai kembali tidur  di malam hari. Artinya, ketika kita berbuat baik  atau menjalani hidup dengan  benar di mata Tuhan maka di situlah cermin tugas pewartaan  tentang kabar selamat yang diharapkan oleh Tuhan kepada orang-orang di sekitar kita.
Seluruh hidup kita yang mencerminkan kebaikan  merupakan sebuah pewartaan  kabar selamat bagi orang lain. Setiap pewartaan yang benar yang dinyatakan dalam seluruh kehidupan kita pasti diberkati oleh Tuhan.

Karena itu, wartkanalah kabar selamat selama Tuhan masih memberi kita menikmati kehidupan ini di tengah-tengah kebersamaan kita dengan orang lain. Biarlah prang akan menyebut kita "pohon tarbantin kebenaran"  dan "tanaman Tuhan"  untuk memperlihatkan keagungan Tuhan. Amin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar